Cerita " Intel " yang ketagihan ngaji di LDII

LDII ALIRAN SESAT?

Gua pernah punya pengalaman, maraknya pemberitaan miring mengenai LDII justru membuat gua sangat penasaran dengan harokah ini. 

gua pengen tau apa bener pemberitaan itu. gua memutuskan untuk menjadi ” intel” ke tubuh LDII. 

gua berhasil menyusup masuk ke tubuh LDII. waktu kuliah ada temen gua yang orang LDII, yang ngajak-ngajak gua ngaji ke pengajian LDII. 

gua pikir…ah kesempatan, saat yang tempat untuk “nginteli” LDII. gua pengen ngeliat dengan mata kepala sendiri apa yang diajarkan di pengajian2 LDII. 

mereka punya istilah sendiri untuk pengajian, mereka menyebutnya dengan “sambung”, “kelompokan”, “desaan”, “daerahan”. 

tapi ternyata gua ngga bisa langsung masuk ke ” sambung” mereka. gua harus melewati fase “pemahaman”. 

orang LDII mengirim mubaligh2nya secara teratur dan rutin ke rumah gua. gua diprivate ngaji quran,kitabusholah, kitab da’wat, jannah wa nnar, adillah, janaiz, kitabu shaum, kitab imaroh, dan kitab2 lainnya. 

kitab2 itu tidak begitu tebal, warnanya putih dan kalo gua perhatikan hadits2 yang ada dalam himpunan kitab itu merupakan cuplikan/rangkuman dari hadits bukhari, tirmizi, abu dawud, ibn majah muwatho dll. 

ngga ada yang nyimpang dan aneh dari hadits2 itu. normal2 aja. selama setahun penuh, seminggu 3X mubaligh2 LDII terus datang ke rumah gua, ngajarin ngaji. 

sampe2 di bulan ke 5 ngga gua aja yang tertarik ngaji ke LDII, tapi bokap nyokap gua, kakak2 gua, sampe2 pembokat gua juga ikut pengajian LDII. di bulan ke 9 gua diajak sambung “kelompokan” di pengajian mereka. gua ngaji dan sholat di masjid mereka. 

waktu itu gua ngaji di masjid baitul fattah, di daerah komplek marinir cilandak, jakarta selatan. gua perhatikan ornamen2 yang ada di masjid itu, ngga ada yang aneh dan menyimpang.

o,iya. orang2 LDII punya kode sandi untuk menyebut diri mereka. mereka menyebut diri mereka dengan sebutan ” jokam”. 

kata jokam merupakan bahasa prokem untuk kata ” jamaah”. untuk selanjutnya gua akan menggunakan istilah orang jokam untuk mengacu pada orang-orang LDII. 


Cara LDII Mengaji

cerita selanjutnya, gua diperbolehkan ikut sambung “kelompokan”. acara pengajian kelompokan ini dimulai dari jam 8 malem sampai jam 9.30.

acara dimulai dengan bacan quran, mubaligh jokam baca quran dengan bacaan lain yang ngga lazim. 

mereka menyebutnya bacaan waros. gua ngga ngerti, waros itu apa? dari literatur yang gua baca waros itu salah satu bacaan dari kiroatusab’ah. konon orang2 jokam menguasai 21 macam bacaan quran. 

sejauh ini gua ngga ngerti macam2 bacaan quran. yang gua tau sejauh ya bacaan quran biasa aja. bacaan waros sangat aneh ditelinga, tapi terdengar eksotik apabila quran dibacakan dengan logat waros. 

setelah bacaan quran, acara dilanjutkan dengan memaknai alquran. metodenga sang mubaligh menerjemahkan alquran word by word , mudhof ilayh by mudhof ilayh, jamaah lalu menyalinnya di Quran masing2. 

kalo gua perhatiin, cara mereka mengkaji Alquran juga ngga ada yang aneh, ngga ada yang menyimpang. mudah dicerna karena mereka menggunakan sistem transfer ilmu yang mudah. guru ngajarin, murid nulis. so simple. 

apa yang mereka kaji, ngga jauh beda sama pengajian salafi. cuma kalo gua nilai jokam lebih solid dari salafi. itu penilaian gua pribadi looh. 

setelah quran, gua ngaji hadits jannah wa nnar. hadits ini berisi cuplikan2 hadits kutubusittah yang isinya spesialisasi bidang penggambaran surga dan neraka. 

kerukunan antara satu jamaah dengan jamaah lainnya sangat baik. mereka selalu bersalaman ketika berjumpa dan berpisah dengan lainnya sambil melafalkan “alhamdulillah, astagfirullah”. 


Cara Warga LDII menghimpun Sedekah

lalu setelah ngaji hadits, ada pengurus yang memberi nasihat/tausiyah agama. sebelum memulai tausiyahnya pengurus itu mengingatkan jokam agar bersodaqoh.

serentak saja tiba2 uang-uang jamaah melayang bertebaran dimana2 dilempar ke arah depan. rupanya mereka punya tradisi lempar uang sebagai cara mereka bersodaqoh. 

gua akui di jokam telah tumbuh budaya filantropi sosial yang sangat bagus. orang tidak segan2 melempar uang untuk sodaqoh. ada uang recehan, uang logam, uang secengan, uang gocengan bahkan ada juga uang gobanan ( 50 Rb cing-red). pengurus itu bilang “kita masih banyak kebutuhan, terutama untuk pembangunan masjid di daerah mangga besar, ragunan.


gua narik kesimpulan : mungkin inilah kekuatan finansial jokam, setiap warganya begitu antusias mendermakan uang mereka. inilah mungkin yang menyebabkan LDII dianggap aneh dan misterius. 

mereka ngga banyak bacot tapi tiba2 jreng mereka bikin masjid yang bersih dan indah. tanpa proses minta2 sumbangan di jalan raya. 

menurut data intelijen kejaksaan agung RI dan BAIS, warga LDII sekarang berjumlah 18,4 juta jiwa. taruhlah 5 juta orang LDII nyumbang 1000, maka akan terkumpul 5.000.000.000 ( 5 miliar) sekali gebrak. fantastis. 

ngga mengherankan kalau jokam2 ini bisa berkembang pesat. mereka di backingi dengan kekuatan finansial yang dahsyat dan mandiri. swakarsa. fenomenal.

fenomena itu sangat mudah mengundang kecemburuan dari harokah lainnya tetntunya. fenomena ini bisa gua maklumi karena untuk membangun masjid, mengadakan event, merawat masjid, membiayai para muballigh, membangun pondok2 pesantren, dll membutuhkan biaya yang sangat besar. 

pengajian usai jam 9.30 malam. dalam seminngu orang2 jokam punya acara sambung 3x yang terdiri 2x pengajian tingkat RW (mereka menyebut “kelompokan”), 1x pengajian tingkat kecamatan ( mereka menyebutnya “desaan”  dan ada pengajian2 spesik lainnya seperti : pengajian cabe rawit ( untuk bocah2), pengajian remaja A ( untuk anak smp,), pengajian remaja B ( unuk 17 tahun keatas), pengajian unik ( usia nikah), pengajian aghniyya ( pengajian untuk konglomerat2 jokam), pengajian generus ( pasukan elitnya remaja), pengajian sarjana dan mahasiswa, pengajian 4 serangkai ( amir, wakil amir, penerobos, keuangan)


LDII Menganggap Najis Golongan Lain?

jauh2 hari sebelum gua menyusup ke LDII, beredar di masyarakat kalau orang jokam itu suka ngenajis2in orang lain. 

benarkah demikian? 

apa yang mendasari mereka untuk bersikap seperti itu kalau rumor itu benar?. 

dengan menjadi orang jokam, itu memberikan akses gua untuk mengamati jokam dari dekat dengan mata kepala gua sendiri. 

Di masjid baitul Fattah, masjid yang jadi “labolatorium” gua untuk mengamati orang jokam, gua beraksi. 

masjid baitul fattah terletak ditengah2 basis marinir TNI AL. lokasinya ada di Cilandak. Masjid ini bersebelah2 dengan markas brigade infanteri 2 marinir dan sangat dekat sekali dengan markas pasukan elite marinir yang bernama detasemen jalamangkara ( Den Jaka). 

gua yakin sekali, marinir2 dan intel2nya sudah menebar agen2 nya ke basis jokam ini. namun ternyata marinir ini tidak bersikap opresif pada orang2 jokam. 

ada kesan marinir ini tidak mempermasalahkan ada kantong orang2 jokam didekat markas militernya. 

bahkan di waktu sholat jumat, banyak sekali marinir2 ini ikut sholat di masjid baitul fattah cilandak. marinir itu sholat dengan menggunakan seragam lengkapnya. 

warga jokam pun terlihat cuek2 aja masjidnya dipenuhi tentara 2 bertampang sangar. gua sempat berpikir jangan2 marinir2 ini juga orang jokam. 

well, wallahu’alam. di masjid baitul fattah banyak juga diikuti jamaah sholat jumat dari warga masyarakat non jokam. ini bisa terlihat dari celananya yang dibawah mata kaki. 

kita semua mengetahui, hampir semua orang jokam yang laki2 menggunakan celana yang tidak menutupi mata kaki. kalo gua perhatikan, orang2 jokam tidak mempermasalahkan akan kehadiran orang2 non jokam di masjid mereka. 

dari awal sampai sholat jumat berakhir gua ngga menemukan aksi “mengepel masjid” karena najis. hal ini bisa gua jadikan sampel bahwa orang2 jokam tidak menajis2kan orang lain. 

gua coba sholat di belasan masjid2 jokam. tidak pernah sekali waktupun orang2 jokam melaksanakan acara ngepel masjid karena disholati orang non jokam. 

gua akui memang orang jokam sangat care sama masalah najis. mereka sangat menjaga najis. coba kita lihat hampir semua bak mandi orang2 jokam berukuran besar ( mereka menyebut 3 kulah). 

hal ini ditujukan untuk menjaga najis. kita lihat juga hampir di semua kamar mandi jokam baik itu dirumah maupun di masjid selalu tersedia bakiak. 

mereka menjaga najis bukan karena mereka sok suci tapi karena mereka takut siksa kubur. karena salah 1 golongan yang disiksa kubur adalah orang2 yang tidak bisa menjaga najis. 

terlebih lagi untuk sholat. menurut mereka setitik najis dapat menyebabkan sholatnya tidak diterima Allah SWT. 

saya tidak tau pasti mengenai hal pernajisan. nampaknya saya harus lebih banyak lagi mengaji. kesimpulannya: orang jokam tidak menganggap najis orang non jokam.

11 comments for "Cerita " Intel " yang ketagihan ngaji di LDII"

  1. artikelnya menarik cuma penataan artikelnya berantakan dan hampir ga ada paragrafnya, mohon di perbaiki biar orang lain mau baca enak Alhamdulillahijazakumullahukhoiro

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf atas ketidaknyamannannya dan Ajkk atas masukannya

      Kami sudah memperbaiki sesuai dengan saran Anda

      Delete
  2. puyeng serius bacanya,, belum selesai baca aja udah males. penataannya berantakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf atas ketidaknyamannannya dan Ajkk atas masukannya

      Kami sudah memperbaiki sesuai dengan saran Anda

      Delete
  3. Hadehh berantakan.gak jelas natanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf atas ketidaknyamannannya dan Ajkk atas masukannya

      Kami sudah memperbaiki sesuai dengan saran Anda

      Delete
  4. Hadehh berantakan.gak jelas natanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon maaf atas ketidaknyamannannya dan Ajkk atas masukannya

      Kami sudah memperbaiki sesuai dengan saran Anda

      Delete
  5. Ajzkh.. :) 😊🙏👍
    Semoga Barokah..

    ReplyDelete
  6. Salah satu cara terbaik untuk mengetahui sebuah komunitas....memang harus menyentuh komunitas itu secara langsung. Tidak meraka reka.....good luck brother...

    ReplyDelete
  7. Semoga Allah paring Aman Selamat Lancar dan Barokah ... tetap Fathonah Bithonah dan Budi Luhur ... Ajzklh 354x

    ReplyDelete

Post a Comment